Perancis, Montreuil, jumat 10 agustus 2007.
Setelah membaca surat Nyoman dibawah ini,
Bli ada menandai dengan tinta biru beberapa buah pikiran Nyoman yang menarik dikembangkan.
1. Dua mangkok isi dan kosong, itu bisa mengantar dan membuka kesadaran kita akan dua “sesuatu” yang berbeda tapi satu sumber. Kesadaran akan permainan cahaya dan bayangan, tentang permainan siang malam, sadar dan tak sadar, yin dan yang (metode cina), yang meminta kita harus berpegangan pada pusat dari dua ekstrim itu, ia itu adalah titik tengah yang netral.
2. Tentang kekerasan bapak, itu adalah watak yang harus diterima, dan harus dimengerti dulu agar bisa menerima keadaan. Kekerasan bapak itu ada dasarnya, ada baiknya, ada gunanya asalkan tahu menggunakan dan mengembangkannya. Mungkin pada waktu bapak (siapa saja) yang melahirkan kekerasan itu bapak tak sadar akan akibat negatipnya. Kita (yang menerima) harus bisa mengolah dan mengendarai diri, membatasi diri seberapa dalam harus menerimanya. Ingatlah dalam segala hal, keras atau lembut, dua hal, hitam atau putih, tentu ada baik dan buruknya. Pusatkan diri, heningkan diri untuk menerima dan mengolah serta mengendarainya. Untuk itu duduk dan berjalanlah ditengah-tengah utnuk menjaga dan memelihara keseimbangan.
3. Tetap cinta orang tua, tetap cinta anak, tetap cinta itu amat parlu dan suatu keharusan. Orang tua, betapapun polah kelakuan mereka sekarang kita harus mencintai orang tua kita (bukan kelakuannya yang tidak baik itu), dan cinta-kasih itu harus diwujudkan supaya tidak hanya cinta kasih pengertian ataupun cinta kasih perasaan saja. Mengerti, merasa dan mewujudkan, melahirkan, membangun hingga menjadi kenyataan. Harus ditela’ah apa isi cinta itu. Ada cinta materi, cinta bayu/rasa/emosi, pikiran, ilmu, seni dll. Awasi isinya, mengerti tujuannya, dan teliti dasar kepuasannya/ dasar benar-salahnya. Kata CINTA itu hanya ada satu (meski ditulis dengan hurf kecil ataupun huruf besar, bunyinya sama, tapi tergantung kata-kata yang mengelilinginya, tergantung dari penyebutnya, tergantung dari pendengarnya, arti dan tjujuan serta nilai kemuasannya belum tentu sama. Mengunyah kata bagai mengunyah makanan harus dirasa dan dicerna; itu perlu waktu.
4. ANUGERAH, atau hadiah, atau sesuatu yang diterima tanpa merasa berbuat jasa atau tanpa bekerja untuk memperolehnya, itu boleh diterjemahkan (secara sementara) sebagai nasib. Bicara tentang nasib/rejeki perlu diketahui tentang adanya karma phala dengan 3 jenis phalanya: jenis phala/hasil/rejeki dekat, hasil untuk masa depan dan hasil untuk reincarnasi (hidup dikemudian tahun/abad setelah mati). Apa yang telah terjadi itu, tak bisa akan dihapus, meskipun kita sudah lupa, akan masih tetap berpengaruh dan tergores dalam lembaran waktu hidup masa lalu. Hanya saja kita tak bisa membawanya selalu dalam kesadaran. Masa lalu, bekas masa lalu yang terpendam dibawah sadar itu bisa menjadi bibit kebahagiaan dan bibit depressi.
5. Cinta kasih yang sejati bersifat iklas tanpa menunggu balasan dan bayu cipta cinta kasih itu memancar dari dasar watak yang mengakar-dalam-didalam dasar sukma.
6. Tiga gejala-gejala cinta yang Nyoman paparkan dibawah ini dalam suratmu sangat menarik dan penting diingat dan dijadikan pembimbing dalam hidup. Itu bisa ditambahkan lagi dengan penemuan reflexi/renungan pengalaman pribadi yang bercahaya menerangi seluruh umat manusia didunia ini (artinya yang bersifat universil).
7. Visi Nyoman sapa sentuh senyum, bisa juga diuruti sebagai senyum, sapa, sentuh, menyatu. Menyatu selama satu detik, satu jam, satu tahun atau satu hidup atau secara abadi. Ini membawa kita dalam renungan hubungan, antara hubungan sedetik dan hubungan abadi. Hubungan pisik, hubungan saudara, hubungan rasa, hubungan pikiran, hubungan karma-phala dll.
8. Pohon pahit yang berbuah manis, dan sebaliknya juga ada. Pahit dan manis itu adalah penerimaan rasa. Lebih dalam lagi dari rasa yang dikecap oleh bibir dan perasaan emosionil, ada RASA yang lebih dalam yang dikecap oleh ATMAN (suatu kwalitas sang Brahman yang ada didalam diri yang hidup) (BRAHMAN=Maha Pancipta, tanpa awal dan tanpa akhir). Dua kata tersebut datangnya dari anatomi hidup manusia menurut Panca Sradha Hindu, dimana dijelaskan dalam Panca Sradha itu tentang tujuan hidup manusia ini adalah kembali ke ASALnya=Moksah. Agama lain punya tujuan yang mungkin berbeda, tetapi selama hidup bersama diatas dunia ini yang harus dihormati dan patut dipelihara bersama adalah kedamaian. Orang yang damai di lahir bathin tampaknya diam, tapi sesungguhnya berputar amat cepat bagai “gansing”/pinceran, begitu cepatnya hingga gaya vertikalnya besar-kuat-dan kukuh, hingga apapun tak sanggup menggoyahkannya.
9. Kerinduan seorang bapak, seorang ibu, harus ditingkatkan menjadi kerinduan pencipta dengan ciptaannya, itu harus diolah oleh sang anak dan orang tua bersama-sama. Manfaatkanlah kesempatan itu kalau terjadi. Satu kesempatan berkaca, kesempatan mengolah dan mengembangkan bahkan merobah pandangan. Karena itu lihatlah mata dalam pertemuan, karena mata adalah pintu sukma, jendela cahaya kehidupan, nur nya sang nurani. Rindu yang berakhir di rasa emosi itu belum luhur nilainya, tapi itu diperlukan oleh manusia yang masih tergantung dalam tingkat tersebut; Upacara ngaben dan mukur adalah salah satu pelahiran dari proses transformasi, trans-form, bentuk-pelahiran-kenyataan ..... yang berubah, seperti air bisa cair dan bentuk gas tak terlihat dan bentuk padat, bagai es/air beku. Tiga bentuk tenaga itu yang bli kembangkan dan ajarkan pada murid-murid di workshop di eropah dan amerika latin yang bli sebut tenaga-bayu tribuana. Didalam diri manusia ada tenaga nafsu sek, ada tenaga berwarna-warni yang menarik dan menolak dari emosi/rasa, dan ada tenaga bayu cipta hitam putih, terang dan gelap di Adnya Cakra duduknya, antara dua alis duduknya, pusat cipta creatifitas. Pertemuan yang dijalin oleh jaringan kerinduan harus ditingkatkan lebih dalam, agar cahayanya menggema keseluruh keluarga, keluarga manusia dan keluarga tribuana: tetumbuhan, hewan dan manusia.
10. Menyanyi adalah pelahiran expressi yang datang dari aliran jantung asmara, karena dalam seni lagu ada ritme (bertolak dari jantung), ada melodi (berpangkal dan tumbuh dari warna-warni emosi) dan ada harmoni (dari alam pikiran, harmoni pendapat/buah renungan); Jadi orang yang sudah membutuhan nyanyian bagai makanan sehari-hari itu adalah orang yang memasuki tingkat pengharmonian diri dengan alam semesta pada tingkat yang mendalam-tinggi. Nyanyi bisa berbentuk mantra dan doa; dan sebaliknya. Bli akan berusaha mengirim CD yang bli ciptakan, diantaranya ada juga CD nya (lagu-lagu) dari Lutchia.
NAH, SEKIAN DULU ulasan membarengi surat Nyoman.
Itu semua tak perlu dituruti, tergantung dari keperluan dan tingkat kesadaran masing-masing;
Apa yang bisa kita salurkan dengan kata-kata didalam email-surat ini, belum bertembang, dan karena itu perlu diwujudkan dengan kaset, cd agar bisa didengar ritme, melodi, irama, lagu dan kata-katanya; kalau bisa juga disertai bayangannya (film) , sebab suara dan pikiran yang bagus tanpa senyum, dimana berlabuhnya perahu yang bersenandung itu? Laju perahu laju, oh bengawan solo, dari mana datang mata airmu atau air matamu?
Salam sejahtera
Bli Tapa Sudana I Gede
malam hari jam 00:50, 11-08-07 (awal sabtu)
Surat ini bisa dibaca oleh anggota lainnya yang ingin tahu, di blog bli http://tapasudana-igede.blogspot.com/
Surat dari Nyoman Sudi yang diterima hari ini yang bli pertandai tinta biru beberapa kalimatnya untuk diolah kemungkinannya lebih dalam, lebih jauh.
Bli Tapa saya sangat senang menerima surat dari bli yang banyak sekali manfaatnya. Walaupun saya belum mengerti sepenuhnya tapi saya akan terus mempelajari maknanya. Untuk kemudian saya terapkan dalam kehidupan ini. Terima kasih bli, memberi saran 2 mangkok, yang satu isi air, yang satu kosong. Saya dapat tidur dengan nyenyak. Sekarang saya menjalani terapi tipring dari psikiater. Setiap 2 minggu turunkan dosis obat sesuai dengan keadaan pasien. Semoga saya cepat sembuh atas bantuan bli dengan materi, pikiran, tenaga. Bli, saya merasa terharu dan sedih mendengar cerita waktu kecil. Bapak begitu keras mendidik anak2nya. Kurang sekali rasa cinta kasih, tutur kata yang lembut terdengar ditelinga kita. Tapi tetap saja orang tua adalah orang yang harus kita hormati setinggi-tingginya. Karena beliau kita ada seperti sekarang ini. Bli, dibalik semua itu pasti ada hikmahnya yang sangat berguna bagi kehidupan kita sekarang ini baik dirasakan atau tidak tetap cinta orang tua bagaikan sang surya menyinari dunia. Bli, saya ingin menulis lagi karena membuat hati saya senang. Walaupun cerita saya tak berujung pangkal. Maafkan saya bli, saya hnya menulis apa yang ada dalam pikiran saya. Semoga bli tak bosan membacanya. Bli waktu itu cerita saya mengenang benang susut. Cerita lampau yang tak akan kembali lagi. Telah menjadi sejarah hidup masing2 yg penting jeleknya dibuang, bagusnya diingat agar pikiran kita tidak rusak karena itu. Biarlah bli, semua kenangan adalah anugerah Tuhan yang tidak dapat dihancurkan oleh maut. Kita penuhi saja dengan persaan CINTA yang tulus dan IKHLAS. Saya sebagai anak, walau dikatakan apa saja biar sajalah. Karena bisanya Ibu memang begitu. Berpuluh-puluh tahun saya melihat dan merasakan sikap ibu yang memang begitu. Tapi kalau itu watuk bisa diobati. Tapi kalau watak susah dirubah. Misalnya, kalau ayam berkokok kambing mengembik. Walaupun tiang suruh ayam mengembek, tak akan bisa wlalupun sampai menangis tak akan bisa. Karena sudah takdirnya. Sekarang bagaimana kita menikmati kokok ayam yang merdu itu. Yang membangunkan kita pagi2 untuk sembahyang subuh. Ambil positif saja. Supaya tak mengganggu hati, pikiran dan jiwa. Karena pernah tiang baca keajaiban:
1. Cinta pertama membuat orang jadi awet muda dan berumur panjang.
2. Cinta kedua bila Anda selalu mencari sesuatu yang baik dari diri orang lain, Anda akan menemukan sisi terbaik dari diri anda sendiri.
3. Cinta ketiga, sering membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Nah bli, apa itu artinya? Conthnya, apa kita saling mencintai satu sama lain sehingga timbul rasa kasih sayang menyamai keluarga. Rupanya, ditempat2 yang ditandai oleh cinta banyak danau senyuman suasananya tidak hanya membuat rindu melainkan segala hal yang bengkok dan tidak lurus mudah sekali diluruskan. Senyuman adalah lengkungan yang meluruskan semuanya. Seperti visi saya dalam bekerja di rumah sakit. Saya punya visi sapa, sentuh dan senyum. Begitulah bli, sehingga saya bekerja dengan tulus ikhlas penuh dengan kedamaian di hati. Sampai hari tak terasa, saya bersyukur menikmati waktu pensiun. Bersyukur3 itulah yang selalu saya lakukan tiap hari. Itulah bli, pohon pahit yang berbuah manisnya tak dapat diragukan lagi. Phonnya bernama pohon kesabaran. Mudah2an saya bisa belajar untuk itu. Seiring bertambahnya usia yang semakin tua. \ Bli, ternyata kalau kita sering berkabar, Paris itu serasa dekat. Sebentar saja surat sudah dapat kita kirim dan terima. Saling kabar-kabari. Saya dulu tak mengerti itu bli. Tahunya masukkan surat kekantor pos saja. Tapi, walau dekat kalau hati jauh juga tak bisa kabar-kabari. Tak bisa cakap2. saling terima dan memberi suatu pikiran yang dapat menjalin hubungan kekeluargaan yang asah-asih-asuh. Bli tapa yang baik, satu cerita untuk bli. Karena mungkin saya lama tidak pulang ke pemedilan karena mengempu cucu dan sakit. Pada satu saat saya ditelepon sama bapak. Kata beliau: nyoman apa bisa pulang sebentar, bapak ada perlu. Tiang jawab bisa pak, nanti hari minggu. Terus saya kepemedilan sama mas bagio. Bagaimana keadaan bapak??! Bapak sudah bisa jalan sendiri. Bapak hanya rindu kepadamu, hati saya terenyuh. Merasa jadi anak yang kurang perhatian kepada bapak. Bapak waktu itu tidak tau kalau saya sakit. Saya hanya katakan kalau saya sibuk ngempu. Saya berusaha sekuat tenaga menghibur bapak dengan cerita2 dan menyanyi bungan sandat. Bapak sangat merasa senang sekali mendengarnya. Sampai bapak menangis. Bapak berkata, andaikan semua anak bapak seperti nyoman. Sungguh hati bapak merasa bahagia sekali. Aduh saya sangat merasa tersanjung. Walaupun tidak setiap hari pulang sebulan sekali saja sudah cukup menghibur hati bapak. Ternyata cinta dan perhatian itu dibutuhkan oleh semua orang. Syukurlah bli, hanya sebuah lagu dapat menghibur hati bapak walaupun saya tak pintar menyanyi. Hanya senang mendengarnya saja. Suara juga tak nyaring tapi niat yang kuat membuat saya ingin selalu belajar menyanyi untuk diri sendiri dan anak cucu yang setiap ada kesempatan selalu saya menyanyi sambil memberi tutur2 sebisa saya. Dengan rasa cinta yang tulus tak pernah dengan kekerasan. Lemah lembut bagai sutra. Saya menjawab pada bapak. Maafkan saya bapak, anak2 dan mantu saya kerja semua. Kecuali kalau mereka libur. Sekarang kalau tidak bekerja makan apa. Semua serba mahal. Sekolah juga mahal. Bapak mengerti dan maklum, kata beliau. Ditiap kesempatan tiang berjanji kepada bapak untuk pulang. Bapak tak usah berpikir yang tidak2. semua anak2 sangat cinta kepada org tuanya. Walaupun, berhubungan telepon saja. Demikian pertemuan saya dengan bapak dan ibu sukadi dan adik2 disana. Saya mendidik anak, tidak suka dengan kata2 kasar dan kekerasan. Dari masih didalam rahim sampai berkeluarga tidak pernah berubah. Terus bersyukur. Beginilah hasil yang dapat saya petik sekarang. Semua baik2 saja sampai hari ini. Mas bagio juga begitu. Cucu cantik dan cakep, pintar. Aduh saya bahagia sekali dikaruniai semua ini oleh Allah SWT, amin. \ Bli tapa, sekarang saya menyanyi untuk bli dan keluarga. Semoga bli senang. Walaupun tak dengar suara saya. Bayangkan saya ada disamping bli. :
EDA NGADEN AWAK BISA
DEPANG ANAKE NGADANIN
GAGINANE BUKA NYAMPAT
ANAK SAI TUMBUH LUHU (lulu?)
ILANG LUHU BOKE (buk é?) KATAH
WIADIN RIRIH ENU LIU PELAJAHANG
KETO TINGKAH ANE MELAH
MELAJAH APANG SESAI
EDA LENGE NGABA AWAK
SELEGAN MELAJAH MALU
PANGDA NYESEL TEKEN AWAK
AWAK KELIH PATUT PINEHANG SETATA
Begitulah bli, saya nyanyi yang saya sering dengarkan kepada anak-cucu sya walaupun mereka sudah menikah. Tutur tak pernah henti2nya disetiap ada kesempata. Semoga berguna bagi bekal hidupnya. Agar tidak jadi orang yang sombong. Bli tapa yang baik, mungkin surat ini ngalor ngidul. Maklum adik bli otaknya lagi error…..hahah… kalau ada kata yang salah mohon maaf. Bli, apa bli dan mbo pipa dan lutcia mencintai adik bli? Seperti mencintai bli. Tempat saya curhat. Walaupun jauh tapi sekarang serasa dekat. Kalau hatinya lagi tak enak, cepat2 menulis hanya kepada bli tapaku seorang yang bisa memahami keadaan adiknya pada saat sekarang ini. Kasih sayang, tutur yang menyejukkan hati. Orang tua kita tidak memahamihal ini. Mereka sudah tua. Jangan ganggu ketenangan beliau. Semoga bapak/ibu selalu sehat dan panjang umur. Walau apa pun yang dikatakan ibu, obatnya pohon sabar yang akan menghasilkan buah yang sangat manis. Bli, saya sedang belajar mendidik diri. Memeluk kesedihan sama rasanya dengan memeluk kebahagiaan. Karena itu, adalah saudara kembar yang tdk terpisahkan yang melakukan kegiatan secara bergantian untuk kebahagiaan. Kita tidak memerlukan terlalu banyak kedewasaan akan tetapi untuk berpelukan mesra dengan kesedihan diperlukan kearifan dan kedwasaan yang mengagumkan. Apakah saya bisa, tak tahulah!? Apakah bli senang?!? Terima kasih, sekian bli adik beli nyoman sudi yang selalu sudi hatinya dan ikhlas walau teraniaya perasaannya bukan oleh siapa2. sudah nasib.
Nyoman Sudiati.
No comments:
Post a Comment